MEMO online, Sumenep - Tahun 2018, Dinas Sosial (Dinsos) Sumenep, Madura, Jawa Timur menganggarkan
bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dan bedah rumah bagi warga miskin, sebesar
Rp 6,990,000,000,- .
Dan anggaran tersebut diperuntukan
bagi 644 penerima. Dengan rincian masing – masing penerima akan mendapatkan
anggaran sebesar Rp15 juta.
"Bantuan ini hanya bersifat
stimulan. Artinya kalau ada yang mau nyumbang tidak masalah, yang penting
jangan dikurangi," kata R Akh Aminullah, Kepala Dinas Sosial Sumenep.
Dijelaskan, Dari segi anggaran dan
jumlah penerima, tahun 2018 terbanyak dibandingkat tahun sebelumnya. 2017
penerima RTLH hanya 50 penerima. Mereka menyebar di 27 kecamatan di Sumenep,
baik kepulauan maupun daratan.
Sementara program bedah rumah hanya
diberikan kepada warga miskin yang sudah lanjut usia (lansia), sedangkan program
RTLH diberikan kepada warga miskin meskipun usianya masih muda.
“Upaya tersebut merupakan langkah
kongkrit pemerintah dalam mengentaskan angka kemiskinan. Sebab, sejak beberapa
tahun terakhir pengentasan kemiskinan nersifat stagnan atau masih berkembang
biak dalam asbak. Dalam tiga tahun terakhir ini, kemiskinan hanya turun sebesar
1,87 persen dari 21,96 persen menjadi 20,09 persen pada Maret 2016,” paparnya.
Dikatakan, pertumbuhan ekonomi juga
sangat rendan hanya bergerak di kisaran 1,5 persen per tahun. Misalnya, tahun
2015 pergerakan ekonomi hanya tumbuh sebesar 1,27 persen dan di tahun 2016
merangkak menjadi 2,58 persen.
Sesuai data, Kabupaten Sumenep merupakan
kabupaten termiskin peringkat 4 setelah, Kabupaten Sampang, Bangkalan, dan
Probolinggo.
Oleh karenanya, orang miskin harus
dibantu. Sebab, perosoalan ekonomi akan berdampak pada kesehatan dan dunia
pendidikan.
"Boleh miskin orang tuanya,
tapi anaknya tidak boleh miskin. Jika rumahnya bolong itu tidak sehat, dan jika
miskin bagaimana anaknya bisa belajar, makanya harus diperjuangkan," pungkasnya.
(Ita/diens)
No comments